Entri Populer

Selasa, 14 Februari 2012

Hati-hati gabung obat herba-Kimia


Hati-hati Gabung Obat Kimia-Herbal 

Penggunaan obat kimia modern dan obat herbal, termasuk jamu, secara bersamaan untuk mengobati penyakit tertentu harus dilakukan secara hati-hati. Penggabungan secara serampangan bisa memperburuk kesehatan.

”Butuh pengetahuan dan penelitian lebih banyak untuk menggabungkan penggunaan jamu dan obat kimia secara bersamaan,” kata Ketua Program Studi Pengobatan Tradisional, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Arijanto Jonosewojo, dalam simposium ”Pentingnya Kualitas Ekstrak Obat Herbal sebagai Produk Perawatan Kesehatan dan Agen Terapetik” di Jakarta, Kamis (9/2).

Uji klinik yang dilakukan di Rumah Sakit Umum dr Soetomo, Surabaya, menunjukkan, penggunaan obat antikolesterol simvastatin ataupun campuran daun jambu, temu lawak, dan jati belanda (obat tradisional) memberikan hasil yang baik jika digunakan secara sendiri-sendiri. Tetapi, jika digabung, hasilnya justru buruk.

Hal yang sama terjadi pada penggunaan metformin dan teh hitam untuk mengobati diabetes. Jika kedua obat itu digunakan sendiri-sendiri, bisa menurunkan kadar gula darah rata-rata selama 1-3 bulan (HbA1C) hampir sama. Namun, jika digabung, penurunan HbA1C justru sangat kecil.

”Jika ingin menggabungkan, obat modern sebaiknya diminum lebih dulu. Setelah 1-2 jam, baru minum obat herbal,” katanya.

Zat aktif dalam obat kimia umumnya lebih cepat diserap tubuh.  Namun hanya fokus pada tempat yang sakit, berdmpak bila dikonsumsi secara bersinambungan, Adapun obat herbal, yang katanya selain lebih lambat diserap tubuh, terkadang bersifat mengikat zat dari obat kimia. Akibatnya, efek obat kimia jadi tidak maksimal. pada hal peran Herba cara penyerapannya tidak hanya pada tempat yang sakit, namun juga pada penyebab terjadinnya sakit.

Arijanto, yang juga Kepala Poliklinik Obat Tradisional Indonesia RSU dr Soetomo, mengingatkan, ginseng tidak boleh digabung dengan obat digoxin (obat jantung) karena akan memperburuk kondisi jantung.

Selain itu, bawang putih yang juga merupakan obat herbal antikoagulan tidak boleh digabung dengan obat kimia golongan asetasol atau clopidopril. Hal ini akan menimbulkan perdarahan.

”Masyarakat masih menganggap obat herbal lebih baik dibandingkan obat kimia. Padahal, tidak ada obat herbal yang 100 persen aman dan tidak semua obat kimia buruk,” katanya.

Belum berkembang

Meski bangsa Indonesia mengenal dan merasakan manfaat tanaman obat sejak lama, hingga kini industri obat tradisional Indonesia belum berkembang.

Direktur Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Hary Wahyu Triestanto Wibowo mengatakan, saat ini baru terdaftar 6 fitofarmaka dan 31 obat herbal terstandar. Adapun jamu 
jumlahnya mencapai ribuan.

Jamu adalah tingkat terendah dalam pengelompokan obat tradisional Indonesia. Disusul obat herbal terstandar dan fitofarmaka sebagai tingkat tertinggi.

Untuk meningkatkan status jamu menjadi obat herbal terstandar, harus ada uji nonklinik. Untuk menjadi fitofarmaka, harus dilakukan uji klinik dan uji nonklinik. Proses uji itu butuh biaya investasi besar.

Karena itu, banyak produsen jamu enggan meningkatkan status produknya karena dengan status jamu saja sudah laku. ”Produsen hanya akan meningkatkan status produknya menjadi obat herbal terstandar atau fitofarmaka untuk meyakinkan keamanan produknya pada konsumen dan kepentingan ekspor,” ujarnya.

Rudy Susilo dari Evoria GmbH, Jerman, mengatakan, pengolahan obat herbal di Indonesia banyak yang tak memenuhi standar. Orientasi bisnis produsen lebih besar sehingga kurang memperhatikan aspek keamanan obat bagi konsumen.

Untuk mendapatkan obat herbal yang baik, seluruh proses produksi, mulai dari penanaman tanaman obat, perawatan, panen, pengeringan, ekstraksi, penyimpanan, pembuatan obat, hingga distribusinya, tidak bisa dilakukan asal-asalan.

Bahan baku obat herbal harus bebas dari logam berat, jamur, ataupun pestisida. Proses produksi harus dilakukan secara modern, sama seperti yang dilakukan 
sebagian obat herbal China.

Menurut Rudy, obat herbal tidak perlu diragukan manfaatnya. Yang harus dijaga adalah agar obat herbal aman dikonsumsi.

”Obat herbal sudah digunakan sejak ratusan tahun lalu dan menunjukkan khasiatnya,” katanya.

Obat herbal, demikian Arijanto, sebaiknya digunakan untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, pemulihan, dan mengurangi penderitaan pasien.



Intip Risiko Kanker Prostat Lewat Jari


Intip Risiko Kanker Prostat Lewat Jari 


Tidak ada rumus sederhana yang dapat memastikan siapa yang akan mengalami masalah pada prostatnya. Karena itu, banyak dokter menganjurkan pria di atas usia 40 tahun melakukan pemeriksaan kesehatan prostat. 

Cara lain untuk mengetahui risiko kanker prostat, paling tidak, menurut penelitian yang dimuat dalam British Journal of Cancer, adalah dengan melihat perbedaan panjang jari. Disebutkan bahwa pria yang memiliki jari telunjuk lebih panjang dari jari manisnya memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena 
kanker prostat. 

Ukuran panjang jari sudah terbentuk sebelum bayi dilahirkan dan sangat dipengaruhi oleh kadar hormon seks di dalam kandungan. Janin yang terekspos oleh hormon testosteron yang lebih sedikit akan memiliki ukuran jari telunjuk lebih panjang dan terlindung dari kanker prostat di kemudian hari. 

"Hasil riset ini mungkin kelak bisa dipakai sebagai salah satu alat skrining untuk dikombinasikan dengan faktor-faktor risiko lainnya, seperti tes genetik dan riwayat dalam keluarga," kata Profesor Ros Eeles, peneliti dari Universitas Warwick dan Institute of Cancer Research, Inggris.

Penelitian tersebut menambah bukti studi-studi sebelumnya yang menyebutkan kaitan antara pengaruh keseimbangan hormon pada janin dan penyakit yang mungkin diderita di kemudian hari. Bukan tidak mungkin jika nantinya para ibu hamil bisa melakukan cara-cara pencegahan risiko kanker pada calon bayinya. 

Meski begitu, para pria yang memiliki jari telunjuk lebih pendek tidak perlu khawatir karena kanker prostat lebih banyak dipengaruhi oleh faktor usia. Makin lanjut umur seorang pria, makin tinggi pula risikonya mengalami masalah prostat.

Kanker Tiroid


Thyroid Cancer  


DEFINISI 
Kanker tiroid terjadi pada sel-sel kelenjar tiroid (organ berbentuk mirip kupu-kupu terletakdi pangkal leher), yang berfungsi memproduksi hormon untuk mengatur kecepatan jantung berdetak, tekanan darah, suhu tubuh dan berat badan.


GEJALA 
Kanker tiroid biasanya tidak menyebabkan tanda dan gejala awal apapun. Seiring dengan pertumbuhannya, penderita akan merasakan :


• Benjolan yang dapat dirasakan di bawah kulit bagian leher
• Perubahan suara, termasuk suara serak
• Sulit menelan
• Nyeri di leher atau tenggorokan
• Pembengkakan node limpa di leher


Penyebab & Faktor Risiko 
Penyebab


Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker tiroid. Dokter meyakini kanker terjadi ketika terjadi mutasi genetik pada sel di dalam tiroid yang menyebabkannya terustumbuh dan melipatgandakan diri ketika sel normal seharusnya mati. Akumulasi sel ini kemudian membentuk tumor dan dapat menyebar ke area tubuh lain.


Jenis kanker tiroid antara lain :

  • Papillary thyroid cancer. Merupakan jenis yang paling umum terjadi. Umumnya terjadi pada mereka yang berusia antara 30 sampai 50 tahun.
  • Follicular thyroid cancer. Umumnya terjadi pada mereka yang berusia di atas 50 tahun.
  • Medullary thyroid cancer. Terkait dengan sindrom genetik turunan yang juga termasuk tumor kelenjar lain. Kanker jenis ini juga banyak yang bersifat sporadic, yaitu tidak terkait dengan sindrom genetik 
  • Anaplastic thyroid cancer. Adalah jenis kanker tiroid yang ganas, dilakukan perawatan dan sangat langka terjadi. Kanker jenis ini biasanya pada mereka yang berusia 60 tahun ke 
  • Thyroid lymphoma. Kanker ini dimulai dari sel sistem imun tiroid. Kanker ini paling langka terjadi dan sering menyerang mereka yang berusia 70 tahun atas.



Faktor risiko


Beberapa faktor yang meningkatkan risiko kanker tiroid antara lain :

  • Terkena radiasi level 
  • Catatan pribadi atau keluarga dengan goiter (pembesaran kelenjar 
  • Sindrom genetik bawaan tertentu, seperti familial medullary thyroid multiple endocrine neoplasia dan familial adenomatous polyposis.
Pencegahan
Para ahli belum yakin apa yang menyebabkan kanker tiroid. Karena itu tidak ada cara mencegah kanker tiroid ini. Tetapi pada mereka yang berisiko tinggi terkena kanker tiroid mungkin akan membutuhkan operasi (prophylactic thyroidectomy) untuk mencegah kanker.


Namun operasi kemungkinan sembuh hanya 65 %, alangkah baiknya kita pake Green Palapa dan Gama life yang sudah sangat terbukti, ditambah Spirulina







HIDUP SEHAT, SELAMAT DAN SEJAHTERA: Gamalife dan Green Palapa

HIDUP SEHAT, SELAMAT DAN SEJAHTERA: Gamalife dan Green Palapa: Best PRODUCT, HERBA PENAWAR Alwahida. GREEN Palapa GREEN PALAPA mengandung KLOROFIL dari tumbuhan herba asli dari Indonesia y...